Candi Jabung Salah satu peninggalan sejarah dan
purbakala di Probolinggo
ialah Candi Jabung yang terletak di Desa Jabung Candi, Kecamatan Paiton. Dalam
kitab Negarakertagama, pupuhXXXI diuraikan pada saat raja Hayam Wuruk
mengadakan perjalanan di daerah timur (tahun 1359) telah sampai di Kalayu
berhenti untuk mengadakan upacara persembahan (nyekar = yakni upacara penaburan
bunga). Kalayu adalah nama desa perdikan kasogatan, tempat candi makam sanak
kandang Baginda Raja. Penyekaran di makam dilakukan sangat hormat “memegat
sigi” nama penyekaran itu. Setelah selesai penyekaran, perjalanan diteruskan
mengunjungi desa-desa di sekitarnya dan bermalambeberapa malam. Kalayu
ditinggalkan dan perjalanan menuju ke Kutugan melalui Kebun Agung sampai
Kambangrawi dan bermalam.
Tanah
anugrah Sri Nata kepada Tumenggung Nala, candinya Budha menjulang tinggi sangat
elok bentuknya. Paginya Baginda dan rombongan meneruskan perjalanan ke Kalses,
B’rurang, Patunjungan, terus langsung melintasi Patentanan, Tarbu dan Lesan
sampai di Pajarakan. Di samping itu dalam kitab Pararaton disebutkan bahwa di
desa Sajabung terdapat bangunan suci yang diberi gelar abhiseka:
Barajinaparamitapura. Bila diperhatikan dari urutan perjalanan dan nama-nama
desa yang dilalui dan disinggahi maka bangunan suci tersebut kiranya dapat
disamakan dengan Candi Jabung sekarang dan bersifat agama Budha.
Candi Jabung dibuat dari bahan batu merah dengan
ukuran, panjang = 3,11 m, lebar = 9,58 m dan tinggi = 15,58 m. Pada saat
sebelum diadakan pemugaran candi berdiri pada sebidang tanah yang berukuran 35
x 40 m dan sekarang telah mendapatkan perluasan tambahan tanah hasil pengadaan
seluas 20.042 m2. Candi Jabung terletak pada ketinggian 8 m diatas permukaan
air laut. Berdasarkan letak pintu bilik candi terletak disebelah barat, maka
Candi Jabung tersebut menghadap ke barat. Pada sisi barat masih terlihat bagian
yang menjorok ke depan merupakan bekas susunan tangga naik memasuki candi.
Pada
bangunan candi umumnya terdiri dari bagian soubasement, bagian kaki candi,
tubuh candid an atap candi, demikian juga halnya yang terdapat pada Candi
Jabung. Ditinjau dari sudut arsitektur Candi Jabung sangat menarik, karena
bagian tubuhnya berbentuk bulat (silinder) yang berdiri diatas bagian kaki
candi yang bertingkat tiga berbentuk persegi. Sedangkan bagian atapnya
berbentuk stupa. Uraian singkat bagian demi bagian sebagai berikut :
1. Bagian
Soubasement
Bagian
soubasement Candi Jabung berukuran 13,11 m, lebar 9,8 m. Diatas bagian
soubasement / dasar candi terdapat selasar keliling yang sempit dan terdapat
beberapa panil relief yang belum diketahui secara pasti jalan ceritanya. Pada
relief tersebut menggambarkan kehidupan sehari-hari, antara lain : (a). Seorang
pertapa memakai surban berhadapan dengan muridnya, (b). Dua orang lelaki yang
sedang berada dekat sumur, salah seorang sedang memegang tali rimba, (c).
Diantara panil-panil tersebut terdapat bidang panil yang berbentuk bulan
menonjol semacam medalion. Sayang sekali relief yang terdapat dalam medalion
tersebut sudah aus, sehingga sulit untuk diketahui, (d). Terdapat pula relief /
pahatan singa yang sedang berhadapan muka dengan singa yang lain dan ekornya
masing-masing melengkung keatas menyerupai sulur daun. Disamping saling
berhadapan singa tersebut juga saling bertolak belakang.
2. Bagian
Kaki Candi
Pada
dasarnya bentuk fondasinya segi empat, hanya di bagian barat atau sisi depan
terdapat bagian yang menjorok ke luar sebagian fondasi atau bagian konstruksi
yang mendukung tangga naik. Keadaan sebelum dipugar di sisi sebelah timur atau
belakang terdapat lubang akibat tangan jahil manusia untuk mencari harta karun
yang diperkirakan disimpan di bagian tengah bawah candi. Dari lubang tersebut
kita dapat mengetahui bahwa di bagian bawah tengah Candi Jabung terdapat sebuah
bilik berbentuk segi empat dengan ukuran 130 x 130 cm tanpa terdapat pintu
untuk memasukinya. Selama pemugaran berlangsung lubang sisi timur telah ditutup
kembali sesuai dengan keadaan semula.
Bagian
kaki Candi dibagi menjadi 2 (dua) kaki candi, dengan keadaan sebagai berikut :
a.
Bagian kaki candi tingkat pertama.
Bagian kaki candi pertama dimulai dari lis di atas fondasi berbentuk
agief dengan hiasan daun padma, kemudian lis datar dengan ketinggian lebih kurang
60 cm. Diatas lis-lis tersebut terdapat bidang panil yang terdiri dari 36 lapis
batu merah atau setinggi 2 m. Pada bidang panil dipahatkan motif medalion,
bidang tegak dan ornamen daun-daunan yang kesemuanya sudah tidak begitu jelas
karena aus. Pada bidang tegaknya umumnya dipahatkan lukisan manusia, binatang
dan pohon-pohonan.
b. Bagian candi
tingkat kedua
Bagian kaki candi tingkat kedua bentuknya hampir sama dengan bagian kaki
tingkat pertama, yakni dimulai hiasan daun padma dan lis datar. Di beberapa
bagian terdapat bidang vertical selebar 50 cm berisi ukuran kala dan ornamen
daun-daunan.
3. Bagian Tubuh Candi
Sebelum sampai
ke bagian tubuh candi masih terdapat bagian yang dinamakan bagian duduk tubuh.
Bagian duduk tubuh dimulai setelah bagian kaki candi tingkat kedua. Pada bagian
tubuh mulai tampak peralihan bentuk dari bagian kaki candi yang persegi menuju
kebagian tubuh candi yang bulat (silinder). Pada penampilan ketiga sisinya
(utara, timur dan selatan) masih tampak jelas bentuk persegi, tetapi pada
bagian sudut-sudutnya sudah berbentuk bulat. Pada bagian bulat di
tengah-tengahnya dipahatkan ragam hias kala dan sulur gelang di kanan-kirinya,
tetapi bentuk kala dari ketiga sudut tersebut bentuknya berbeda-beda, demikian
juga halnya ragam hias sulur bervariasi. Pada bagian penampil yang menjorok
keluar terdapat bidang-bidang panil berbentuk mendatar dan tegak. Bidang panil
tegak terdapat pada sudut-sudut dan tengah, sedangkan bidang panil mendatar
terletak diantara bidang panil tegak. Pada panil-panil di bagian duduk tubuh
terdapat relief manusia, rumah dan pohon-pohonan. Sebagian relief sudah tidak
karena aus.
Setelah bagian
duduk tubuh candi kemudian diteruskan dengan bagian tubuh candi yang berbentuk
bulat (silinder). Sampai sekarang bagian tubuh candi masih kelihatan kuat /
cukup stabil dan dihiasi relief dan ukiran yang sangat indah serta halus
pahatannya. Di tengah-tengah bagian tubuh candi terdapat ban melingkar seperti
ikat pinggang selebar 14 lapis batu merah. Pada tiap-tiap penampil sisi utara,
timur dan selatan terdapat bagian yang menjorok keluar berbetuk pintu semu.
Diatas pintu semu dipahatkan bentuk kala yang diukir secara halus dan meriah.
Dibagian bawah dari ambang pintu berbentuk segi empat lebih menonjol keluar
yang ditengahnya dipahatkan kepala naga dan bila dirangkaikan disebut “kala
naga”.
Pada penampilan
sisi barat lebih menonjol bilamana dibandingkan dengan penampil sisi-sisi
lainnya. Hal ini dikarenakan oleh adanya tangga naik / masuk menuju ke bilik
candi yang dihubungkan dengan pintu masuk. Pada kaki ambang pintu terdapat dua
lis yang terletak disebelah kanan dan kiri. Maka bagian atas bingkai pintu
masuk terdapat balok batu kali berwarna hitam dengan hiasan pahatn motif aroset
yang ditengah-tengahnya dipahatkan tulisan angka tahun Caka 1354 atau tahun
1354 Masehi. Angka tahun ini dapat dipakai sebagai bukti masa pembangunan Candi
Jabung. Diatas batu kali tersebut dahulunya terdapat bentuk kala seperti
terdapat pada penampilan sisi-sisi yang lain, namun sekarang sudah tidak dapat
dilihat karena rusak dimakan jaman.
Pada bagian
tengah tubuh candi, melalui pintu tersebut dapat melihat bilik candi. Bilik
candi berukuran 2,60 x 2,58 meter dan tingginya 5,52 meter yang dibagian
atasnya terdapat batu penutup cungkup yang berukir. Di dalam bilik candi
terdapat altar yang menempel pada dinding sebelah utara, timur dan selatan.
Pada dinding sebelah timur terdapat tanda kerusakan, sehingga hal ini
memberikan petunjuk kemungkinan semula di tempat itu diletakkan arca pemujaan.
4. Bagian Atap Candi
Sebagian dari
bagian atap candi sudah hilang. Dari sisa-sisa bagian atap candi kemungkinan
besar puncaknya berbentuk stupa. Sekarang yang dapat kita lihat beberapa
tingkat bingkai saja, terdiri dari lis-lis datar dan deretan bingkai-bingkai
tegak, bertingkat-tingkat. Bagaimana bentuk dan beberapa tingginya atap belum
diketahui, karena sebagian besar dan stupa atau puncak candi sudah hilang. Disamping
candi induk, masih terdapat sebuah candi yang disebut Candi Menara Sudut (Candi
Sudut), karena memang letaknya disudut bagian pagar. Candi Menara Sudut terbuat
dari batu merah sejenis dengan bahan yang dipakai pada Candi Induk. Bangunan
candi menara sudut berukuran tiap-tiap sisi 2,55 meter dan ketinggian sekitar 6
meter. Pada sisi dinding timur dan utara terdapat bekas susunan tembok membujur
ke timur dan ke utara, sedangkan di sisi barat dan selatan tidak terdapat
tanda-tanda bekas tembok (polos, asli). Dengan data tersebut kemungkinan dahulu
dikelilingi oleh pagar tembok dan candi menara sudut tersebut merupakan
bangunan sudut pagar. Wisata Indonesia Surga Dunia
No comments:
Post a Comment