Alvyanto PHYLUM COELENTERATA 0


             Coelenterata termasuk dalam phylum yang masih primitif. Hewan ini disebut juga sebagai hewan berongga. Coelon artinya rongga dan entero artinya usus, jadi hewan ini menggunakan rongga tubuh yang dimilikinya sebagai tempat pencernaan makanan.

 
CIRI-CIRI:
1.      Tubuh simetris radial.
2.   Diploblastik (tubuh terdiri dari dua lapisan jaringan) yaitu ektoderm (epidermis) berfungsi sebagai pelindung dan endoderm (lapisan dalam atau gastrodermis) berfungsi untuk pencernaan.
3.      Memiliki rongga tubuh yang digunakan sebagai usus.
4.      Habitat diperairan, baik perairan tawar maupun laut.
5.      Pencernaan makanan dengan sistem gastrovaskuler.
6.   Memiliki lengan (tentakel) yang dilengkapi dengan cnidoblast yang berisi sel beracun dan benda seperti sengat yang disebut nematochis. Bila cnidoblast tersentuh maka mematochis akan dijulurkan digunakan untuk menangkap dan melumpuhkan mangsanya mangsanya, disamping sebagai alat pertahanan terhadap serangan musuh.
7.   Memiliki 2 tipe tubuh, yaitu: Tipe polip, tipe tubuh yang hidupnya tak bebas atau menempel pada substrat tertentu. Tipe medusa (seperti payung), merupakan tipe tubuh yang dapat hidup bebas, karena memiliki kemampuan untuk berenang.
8. Coelenterata memiliki sistem saraf sederhana yang tersebar benrbentuk jala yang berfungsi mengendalikan gerakan dalam merespon rangsangan.
9.  Sistem saraf terdapat pada mesoglea. Mesoglea adalah lapisan bukan sel yang terdapat diantara lapisan epidermis dan gastrodermis. Gastrodermis tersusun dari bahan gelatin.



Struktur tubuh dan fungsinya:
Seperti halnya pada porifera, tubuh coelenterata juga terdiri atas lapisan ectoderm atau lapisan luar dan endoderm atau lapisan dalam. Antara kedua lapisan tersebut terdapat rongga yang disebut sebagai mesoglea. Untuk mempertahankan diri terhadap musuhnya, pada lengan atau tentakel memiliki kemampuan untuk menghasilkan racun. Selain itu, tentakel juga berfungsi untuk menangkap makanan.
  
Reproduksi
      Reproduksi Coelenterata terjadi secara aseksual dan seksual.
      Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembentukan tunas.Pembentukan tunas selalu terjadi pada Coelenterata yang berbentuk polip.Tunas tumbuh di dekat kaki polip dan akan tetap melekat pada tubuh induknya sehingga membentuk koloni.
      Reproduksi seksual dilakukan dengan pembentukan gamet (ovum dengan sperma). Gamet dihasilkan oleh seluruh Coelenterata bentuk medusa dan beberapa Coelenterata bentuk polip (Contoh Hydra)




Klasifikasi Coelenterata:
Secara garis besar coelenterate terbagi menjadi 3 kelas, yaitu hydrozoa, scyphozoa, dan anthozoa.


1.      Kelas Hydrozoa
      Hydrozoa (dalam bahasa yunani, hydro = air, zoa = hewan) sebagian besar memiliki pergiliran bentuk polip dan medusa dalam siklus hidupnya. Contoh Hydrozoa yang soliter adalah Hydra, Physalia, Contoh Hydrozoa yang hidupnya berkoloni di laut: Obelia yang memiliki bentuk polip dan medusa dalam siklus hidupnya. Hydra merupakan hewan yang memiliki habitat di perairan laut dan tawar. Hewan ini dilengkapi dengan tentakel atau lengan yang berguna untuk bergerak dan juga sekaligus untuk menangkap mangsa. Pada tentakel tersebut dilengkapi dengan nematosit, yaitu sel-sel yang dapat menghasilkan racun untuk melumpuhkan mangsanya. Hydra berkembang biak secara vegetatif dengan tunas dan generatif dengan peleburan sperma dan ovum. Meskipun termasuk hewan monoesius (hermaprodit), hewan ini tidak bisa melakukan pembuahan sendiri karena dewasanya sel telur dan sperma yang dihasilkan tidak bersamaan sehingga dalam fertilisasi tetap memerlukan individu yang lain.


      Ciri-ciri umum kelas ini yaitu:
·         Berbentuk koloni
·         Besarnya + sebesar mulut kerucut, menggerambul
·         Didapatkan dipantai pada batu-batuan (melekat), pada cangkuk Mullusca.
·         Koloni ini terikat pada substrat dengan bantuan hydrorhizanya (akar)
·         Bentuk tubuhnya seperti batang yang bercabang-cabang yang disebut Hydrocaulis
·   Pada hydracaulis tumbuh 2 macam bentuk cabang (Palyp) yaitu Hydrant dan Gonangium
·         Hydrant : Berfungsi  menangkap mangsa dan mengurus makanan (vegetatif). Ditandai dengan adanya banyak kentakel.
·         Gonongium : Berfungsi  mengurus perkembang biakan (generatif). Bentuk gonongium silindris, dengan ujung melekat sedikit dan berwarna tranparant dan disebut dengan Gonotheca. Di dalam gonotheca terdapat sumbu (blastostyle)
·         Blastostyle merupakan : Tempat tumbuh kuncup bakal medusae (ada yang menyebut ubur-ubur pada skelia)
·         Medusae akan ada 2 macam yaitu : Medusae ♂ menghasilkan sperma (biasanya berekor) dan Medusae ♀ menghasilkan ovum
·         Ovum dan sperma dikeluarkan dalam laut dan terjadilah pembuahan (diluar medusae dalam air laut). Setelah terjadi pembuahan terbentuk zygot à blestula à “planula yang berambut getar”
·         Kemudian planula melekat pada suatu obyek dan tumbuh menjadi polips yang kecil. Dan secara asexuil bisa membentuk kuncup dan terjadilah obelia yang baru.
·         Obelia yang mengalami pergantian keturunan “Metagenesus” yaitu keturunan phase.
·         Vegetatif à polip-polip kecil / seperti lumut bercabang
·         Generatif à medusa
               Jadi antara polip kecil (seperti lumut) dan medusae seolah-olah merupakan hewan tersendiri padahal hanya merupakan siklus hidup. Misal : pada ulat dan kupu-kupu.


2.      Kelas Scyphozoa
           Bentuk tubuh scyphozoa menyerupai mangkuk atau cawan, sehingga sering disebut ubur-ubur mangkuk. Fase polipnya kecil dan terikat pada suatu obyek di dasar laut, fase medusa (generatif) terbentuk seperti paying atau mangkuk, pada bagian pinggir medusa terdapat tentakel-tentakel, medusa biasanya diketemukan berenang dipermukaan laut, dibagian tengah sisi cekungnya ditemukan mulut yang terletak diantara 4 buah tangan yang berbentuk pipih seperti pita dan dibagian pinggir dilengkapi dengan Nematocyst. Contoh hewan kelas ini adalah aurellia, gametnya terbentuk seperti huruf V dan terletak dibagian dalam dari perutnya.
              Siklus hidup:
·         Ada yang jantan ada yang betina.
·    Spertratozoid akan berenang di dalam air laut kemudian mencari dan memasuki kedalam mulut medusa, kemudian masuk kedalam enterm untuk membuahi sel telur kemudian berbentuk zygot.
·     Zygot yang terbentuk akan keluar dari mulut medusae ♀ dan untuk remintara didukung dengan tangan nya dan disini berkembang menjadi larva yang berambut getar (planula).
·         Setelah terbentuk planula maka planula ini lepas dari induknya dan berenang-renang. Kemudian melekat pada suatu obyek didasar laut. Dan ditempat ini kemudian tumbuh menjadi polyp baru dan berbentuk seperti trompet yang disbut Schyphistoma.
·       Schyphistome membagi diri secara tranversal sehingga terbentuk sekumpulan mas’ yang masing-masing berbentuk seperti cakram. Keadaan ini disebut phase Strobila
·     Kemudian pada setiap cakram yang terbentuk akan tumbuh bertakel. Kemudian pemisahan diri dimulai pada cakram yang paling atas / tua kemudian cakram yang dibawahnya dan sebagainya dan seterusnya.
·         Cakram yang terlepas akan membentuk medusae kecil yang disebut Ephyra. Secara berangsur-angsur ephyra akan tumbuh menjadi Medusae dewasa : Medusae ♂ dan Medusae ♀


1.       
            3.   Kelas Anthozoa
         Antozhoa merupakan coelenterata yang memiliki bentuk tubuh menyerupai bunga. Anthozoa tidak  memiliki bentuk medusa, hanya bentuk polip. Polip Anthozoa berukuran lebih besar dari dua kelas Coelenterata lainnya. Hidupnya di laut dangkal secara berkoloni. Anthozoa bereproduksi secara aseksual dengan tunas dan fragmentasi, serta reproduksi seksual menghasilkan gamet.
Ordo Actiniria, ciri-ciri:
·         Menempel pada batu karang
·         Berukuran s/d 2 feet
·         Makanan : Invetebrata,  Udang
·      Tubuh berbentuk : Silindris pendek, Bagian atas dilengkapi dengan tentakel, Bagian bawah untuk melekatkan dirinya pada suatu obyek. Mulut berada dibagian atas tengah yang dihubungkan dengan enteron yang bersatu dengan suatu saluran yang berbentuk tabung yang disebut Gullet.
·   Disamping sisi pharyax dilengkapi dengan alur licin dan bersilia disebut Siphonoglyph. Siphonoglyph merupakan jalan air masuk ke dalam enterennya. Enteron terbagi dalam 6 buah septa / sekat yang menghubungkan gastrodermis hingga bagian phorinkx. Septa ini merupakan tonjolan di dalam hingga berhubungan dengan pharys (septa Primain), Tetapi pharyn untuk bagian bawah bebas, Septa ini disebut septa Primair.
·         Air dapat masuk dari ruang satu ke ruang yang lain melalui Ostia yang ada pada septa tadi.
·         Diantara septa primair terdapat juga septa-septa yang lain yaitu septa sekundair tetapi septa sekunder tidak mencapai pharynx
·         Ada juga Septa Tentier yaitu Septa yang paling pendek.
·     Pada bagian tepi dari Septa yang bebas (yang terletak dalam enteron dibawah pharynx) berkembang menjadi bentukan yang tebal dan disebut Digestic Filament Dalam Digistic Filament terdapat sel-sel kelenjar yang menghasilkan getah pencernakan.
·         Dekat dengan bagian dasar Digestic Filament terdapat benang-benang yang disebut dengan Acontio.
·         Di dalam Acontio dilengkapi dengan kelenjar dan nematocysts
·      Merupakan lurus yang sel kelaminnya terpisah (&) ganad terdapat dibagian tepi dari Septa tersebut.
Ordo Madreporaria:
·         Susunan tubuh pada prinsipnya sama dengan anemone / metridium
·       Perbedaannya antara lain : Madreporaria, Bagian enterderm mensekresikan zat kapur yang berfungsi sebagai kerangka. Kerangka ini disebut Calcareous Skeleton atau Coral yang berwarna putih (pada umumnya) dan merah
·   Pembentukan kerangka : Mula-mula pada pangkal dimana hewan itu melekat, dengan membentuk kuncup, kemudian kuncup tumbuh lagi sehingga akhirnya membentuk koloni yang bercabang-cabang.
·         Contoh-contoh : Acropora, Berbentuk koloni bercabang-cabang seperti pohon. Stylopora, Berbentuk melekuk-lekuk. Leptoria Tenuis, Berbentuk melekuk-leku seperti otak mamalia. Fungia, Berbentuk seperti janin.
Ordo : Antipatharia, Disebut juga Eupixaura Antipathen (Akar Bahar)
·         Hidupnya koloni
·     Mensekresikan zat tanduk sebagai kerangkanya. Karang-karang laut ini (Hexacorallia) ini menuntut syarat lingkungan  hidup yang tertentu.
·         Syarat tersebut antara lain : Temperatur air laut + 200C, Dalam laut + 35 m, Terletak pada lingkungan antara 280 LU dengan 280 LS, Andaikata ada perubahan temperatur maka perubahan tak melebihi 60C naiknya dan 60C turunnya. Air laut ditempat tersebut bisa banyak mengandung O2. Air laut harus jernih, Air laut mempunyai salinitas / kadar garam tertentu.
               Macam-macam batu karang yang terbentuk. Karang pantai (Frenging Ruf), Terbentang dari pantai hingga menjorok + ¼ mil kearah laut. Karang Rintangan (Barier Ruf), Terletak agak jauh dari pantai. Karang Atoll (Sirkuler Ruf), Merupakan rangkaian pulau karang yang berbentuk gelam yang ditengahnya terdapat anak laut yang relatif dangkal dan disebut Lagoon.


Peranan Colenterata:
                Dalam kehidupan, peranan coelenterata antara lain: berperan sebagai plankton dalam perairan, penyusun terumbu karang yang ada dilautan, sebagai hiasan.

Komentar :

ada 0 komentar ke “PHYLUM COELENTERATA”

Post a Comment

Real Count Capres 2014, manakah tokoh yang anda anggap pantas memimpin indonesia di tahun 2014 mendatang !

CLOCK

GOOGLE TRANSLATE

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Postingan Terbaru

MAP

JUMLAH PENGUNJUNG

TMobile Cell Phone

TOTAL PAGE VIEW

free counters
widgeo.net

widget

POPULAR POSTS

Follow This Blog

KOMENTAR TERBARU