Alvyanto PHAEOPHYTA 3


Phaeophyta atau ganggang coklat dibagi menjadi tiga golongan, berdasarkan tipe pergantian keturunan. Ganggang coklat ini hidup pada air laut, hanya beberapa jenis saja yang di temukan di air laut,hanya bebepa saja yang hidup di air tawar, di laut samudra, di daerah iklim sedang dan dingin.

Ganggang coklat ini masuk dalam satu kelompok yang sangat besar, Heterokontopyta,suatu eukaryotic kelompok organisma yang di bedakan secara mencolok, ganggang ini lebih banyak di temukan irtidal, terutama pada daerah belahan utara.Anggota phaeophyta di temukan sekitar 500 genus dengan 5600 spesies. Pada daerah tropis, beberapa spesies ini dapat membentuk biomasa penting.
Semua ganggang coklat berbentuk benang atau lembaran, bahkan ada yang menyerupai tumbuhan tingkat tinggi denganbagian-bagian serupa akar, batang, dan daun.Umumnya ganggang coklat bersifat makroskopis,dan dapat mencapai ukuran lebih dari30 meter, danm mempunyai gelembung-gelembung udara yang berfungsi sebagai pelampung. Dan phaeophyta sendiri mempunyai peranan penting bagi kehidupan manusia di antaranya: Sebagai bahan makanan, pengasil alginate di laboratorium,dalam industri sebagai bahan kosmetik, farmasi,Dan penyusun fosil. Contoh Spesies Phaeophyta, Fucus vesiculosus, Sargassum duplicatum, Sargassum binderi, Turbinaria decurens, Padina australis hauck.

    1. TUJUAN

Untuk mengetahui dan memahami cirri-ciri umum dari phaeophyta dan manfaat alga khususnya phaeophyta.











BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN

Phaeopyta di sebut juga ganggang coklat bahan dinding sel terdiri dari pada polisakarida, lipid dan bahan protein. Komponen khusus yang mencirikan ialah dinding sel termasuk asid poliuronik, asid alginik. Perkembang biakan secara seksual dan aseksual, mengandung klorofil A dan C serta beberapa xantofil.

Phaeophyta berkembang dari phaeothamniophyceae antara 150 & 200 juta tahun yang lalu. Tuntutan yang sebelumnya (Ediacaran) fosil adalah Ganggang coklat telah diberhentikan, yang cokelat alga linages dari diverged di urutan sebagai berikut, dari tertua ke bungsu: Dictyotales; Sphacelariales; Cutleriales; Desmerestales; Ectocarpales; Laminarales; Fucales. Their occurrence as fossils is rare due to their generally soft-bodied habit, and scientists continue to debate the identification of some finds. Mereka sebagai fosil adalah kejadian langka karena mereka umumnya soft-bodied kebiasaan, dan ilmuwan terus perdebatan identifikasi menemukan beberapa. Other algae groups, such as the red algae and green algae have a number of calcareous members, which are more likely to leave evidence in the fossil record than the soft bodies of the brown algae. Miocene fossils of a soft-bodied brown macro algae, Julescrania , have been found well-preserved in Monterey Formation diatomites , but few other certain fossils, particularly of older specimens are known in the fossil record. [7] [1]
Ganggang kelompok lain, seperti Ganggang merah dan hijau Ganggang memiliki jumlah calcareous anggota, yang lebih besar untuk meninggalkan bukti dalam rekod fosil daripada badan-badan lunak dari Ganggang coklat. Miocene fosil yang soft-bodied Ganggang coklat makro, Julescrania, telah ditemukan awet muda di Monterey Formasi diatomites, tetapi beberapa lainnya fosil tertentu, khususnya dari spesimen lama dikenal dalam rekod fosil.
Siklus hidup yang besar menunjukkan variabilitas dari satu kelompok lain. However the life cycle of Laminaria consists of the diploid generation, that is the large plant well know to most people. Namun siklus hidup dari Laminaria terdiri dari diploid generasi, yang besar tanaman yang baik untuk mengetahui kebanyakan orang. It produces sporangia from specialised microscopic structures, these divide meiotically ( meiosis ) before they are released. Diproduksi sporangia dari struktur mikroskopis khusus, ini bagi meiotically (meiosis) sebelum mereka dibebaskan. As they are haploid there are equal numbers of male and female spores. [1] With the exception of the Fucales all brown algae have a life cycle which consists of an alternation between morphologically haploid and diploid plants referred to as Monomorphic.
Semasa mereka haploid terdapat jumlah yang sama laki-laki dan perempuan spora. Dengan pengecualian dari semua Fucales Ganggang coklat memiliki siklus hidup yang terdiri dari sebuah selingan antara morphologically haploid dan tanaman diploid disebut sebagai Monomorphic. A dimorphic life cycle consists of an alteration between dissimilar haploid and diploid plants. [9] A dimorphic siklus hidup yang terdiri dari sebuah perubahan berbeda-beda antara haploid dan tanaman diploid.





[ edit ] EcologyEkologi
Brown algae have adapted to a wide variety of marine ecological niches including the tidal splash zone, rock pools, the whole intertidal zone and relatively deep near shore waters. Ganggang coklat telah disesuaikan dengan berbagai laut ekologi takut termasuk Splash zona pasang surut, batu renang, seluruh zona intertidal mendalam dan relatif dekat perairan pantai. They are an important constituent of brackish water ecosystems, and four species survive in fresh water. [3] Most phaeophyceae are intertidal or upper littoral, [3] and they they are predominantly cool and cold water organisms that benefit from nutrients in up welling cold water currents and inflows from land; Sargassum being a prominent exception to this generalisation. Mereka adalah konstituen penting dari ekosistem air payau, dan empat spesies hidup di air tawar. Kebanyakan phaeophyceae atas adalah intertidal atau daerah pesisir, dan mereka yang paling besar sejuk dan dingin organisme air yang manfaat dari gizi di atas welling dingin arus air dan arus masuk dari tanah; Sargassum menjadi menonjol pengecualian ini generalisation.

2.2 KLASIFIKASI
Phaeophyta (alga coklat)

Kingdom : Plantae

Devisio : Phaeophyta

Genus : Brown Algae

Klas : Phaeophyceae

Klasifikasi : Berdasarkan tipe pergantian keturunan, phaeophyta dibagi dalam 3 golongan, yaitu:
  1. Golongan Isogeneratae
Yaitu golongan tumbuhan yang memiliki pergiliran keturunan isomorf. Sporofit dan gametofit mempunyai bentuk dan ukuran yang sama secara morfologi tetapi sitologinya berbeda.
Contoh: Ectocarpus, Dictyota dan Cutleria

  1. Golongan Heterogeneratae
Yaitu golongan tumbuhan yang memiliki pergiliran keturunan yang heteromorf. Sporotif dan gametofitnya berbeda secara morfologi maupun sitologisnya.
Contoh: Laminaria, Nercosystis.

  1. Golongan Cyclosporae
Yaitu golongan tumbuhan yang tidak memiliki pergiliran keturunan.
Contoh : Fucus




2.3 CIRI-CIRI UMUM PHAEOPHYTA

Ciri-ciri umum

  1. Perkembangbiakan

Perkembanganbiakan dilakukan secara aseksual dan seksual. Perkembang biakan vegetatif dilakukan dengan perantaraan cabang-cabang kecil yang dibentuk di bagian basal dari thallusnya atau dapat pula dilakukan secara fragmentasi thallusnya. Perkembang biakan seksual dilakukan secara oogamis. Ganggang ini bersifat monoesis atau diesis.

  1. Pembuahan

Sebelum terjadi pembuahan, banyak antherozoid mengelilingi sel telur. Pada ganggang ini terbentuk 8 sel telur. Biasanya hanya satu antherozoid yang masuk ke sel telur. Dalam satu jam kedua intinya melebur dan terjadilah inti diploid. Zigot segera membentuk dinding yang berlendir dan dapat melekat pada substrat. Zigot membentuk tonjolan yang akan membentuk rhizoid, hingga menunjukkan adanya polaritas. Faktor luar seperti cahaya, suhu, Ph dan adanya zat pengatur didalam sel telur merupakan faktor perangsang terjadinya polaritas. Karena adanya cadangan makanan yang cukup didalam sel telur. Maka mula-mula pertumbuhan embrionya cepat, tetapi kemudian pertumbuhan menjadi lambat karena tergantung dari fotosintesis. Tubuh yang terbentuk diploid dan pembelahan reduksi terjadi pada waktu gametogenesis. Jadi daur hidupnya bersifat diplontik.

Sel reproduksi yang motil baik zoospora ataupun zoogamet berflagela 2 buah, tidak sama panjang dan terletak dibagian lateral dari sel, bertipe whiplash dan tinsel. Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembentukan zoospora atau aplanospora. Reproduksi seksual dilakukan secara isogami, anisogami atau oogami.
  1. Daur hidup
Jenis-jenis dari bangsa-bangsa dalam Phaeophyceae mempunyai daur hidup dengan pergantian keturunan, kecuali jenis-jenis dari bangsa Fucales. Ada tiga tipe pergantian keturunan, yaitu: isomorfik (Dictyola sp.), heteromorfik (Laminaria sp). Dan diplontik (Sargassum sp.)
  1. Tempat hidup
Sebagian besar hidup di laut hanya ada beberapa jenis saja yang hidup di air tawar.



Ciri-ciri Classis

Classis : Phaeophyta

  1. Thallus dari jenis yang tergolong dari phaeophyceae selalu bersel banya (multiseluler), umumnya makroskopis dan mempunyai bentuk tertentu. Sel mengandung promakropora yang berwarna coklat kekuning-kuningan karena adanya kandungan fokosantin yang melimpah. Pigmen yang terkandung dalam phaephyta tersebut adalah klorofil A, klorofil C, beta karotin, fiolasantin, flaposantin, neosantin, fukosantin, neofukasantin A dan neofukasantin B. Cadangan makanan berupa laminarin yaitu beta glukan yang mengandung manitol. Dinding sel sebagian besar tersusun oleh tiga macam polimer yaitu : selulosa, asam alginat, fukan dan fuoidin. Asam alkanin dan fukoidin mempunyai struktur kimia lebih komplek dari pada selulosa, tetapi senyawa-senyawa tersebut tidak merupakan komponen struktural. Fungsi skelatel dari gang-gang ini diperkirakan barasal dari sifat-sifat fisik pembentukan “gel” dan larutan yang viskus.

  1. Perkembangbiakan

Perkembangbiakan dapat dilakukan secara seksual dan aseksual.

  1. Perkembangbiakan aseksual dilakukan oleh zoospora atau aplanospora yang tidak berdinding. Zoospora atau aplanospora yang tidak berdinding. Zoospora mempunyai dua buah flagella yang tidak sama panjang terletak dibagian lateral. Spora dibentuk dalam sporangium yang uniseluler, dinamakan sporangia yang unilokuler atau spora dibentuk dalam sporangium yang multi seluler yang disebut sporangum prulilokuler.

  1. Perkembangbiakan seksual dilakukan secara isogamit, anisogamit.

  1. Strutur Vegetatif

Dalam daur hidupnya, semua phaeophyceae bangsa fucales menunjukkan adanya pergantian keturunan antara gametofit dan sporofit yang masing-masing hidup sebagai individu yang bebas. Pergantian keturunan tersebut bersifat isomorfik atau beteromofik.

Ukuran thalusnya baik sprofit maupun gamteofitnya, bermacam-macam. Beberapa marga gametofit ataupun sporofitnya hanya terdiri dari beberapa hal saja, tetapi sebaliknya sporofit dari “Ganggang perang raksasa” mencapai tinggi atau panjang sampai berpuluh-puluh meter. Sporofit maupun gametofit dewasa mempunyai bentuk tertentu, mengalami diferensiasi : menjadi bagian yang tegak dan alat pelekat atau sporofit dan gametofitnya tidak mempunyai bentuk tertentu. Sebagian besar dari phaeophyceae, pertumbuhannya bersifat trikhothallik. Pertumbuhan trikhothallik adalah cara pertumbuhan yang dilakukan oleh sel-sel yang letaknya dibagian basal dari filamen yang terdapat pada ujung thallus. Sel-sel tersebut aktif membelah.

  1. Distribusi

Sebagian besar phaeophyceae terdapat dilaut, hanya ada tiga jenis saja yang hidup di air tawar dan jenis-jenis ini merupakan jenis yang langka. Phaeophyceae banyak terdapat didaerah yang beriklim dingin. Alga ini mendoinasi bagian literal daerah artik dan antartik. Kearah daerah tropik jenis-jenis makin berkurang. Walaupun demikian, maka dari bangsa diktythalles dan jenis-jenis dari sargasum dan turbinaria hanya terdapat didapat di daerah topik dan sub tropis. Sebagian besar dari phaeophyceae hidup melekat pada substratkarang dan lainnya, beberapa diantaranya hidup sebagai epifit.

Ordo : Ectocarpales


Eactocarpales mempunyai pergantian keturunan yang isomorf, thallus berbentuk yang bercabang-cabang bebas atau saling berhubungan satu dengan lainnya hingga membentuk jaringan pseudoparenkhimatik. Alat reproduksi/ perkembangbiakan letaknya bebas satu sama lain atau membentuk suatu rantai. Spaorofit menghasilakn zoospora dan spora netral, sedang gametofit gamet. Sistem klasifikasi dari bangsa ini seluruhnya didasarkan atas struktur vegetatif dan cara perkembangbiakannya.

Suku Ectocarpaceae

Marga Ectocarpus

Thallus dari ganggang ini merupakan filamen yang uniseriate, bercabang banyak. Sel berinti tunggal dengan plastida yang berbentuk pita atau piring. Perkembangbiakan dilakukan oleh zooid yang berflagella 2 buah dan dibentuk di dalam alat reproduksi yang unilokuler atau plurilokuler. Alat reproduksi tersebut biasanya terdapat pada ujung-ujng cabang lateral.

Perkembangan sporangia yang unilokuler dimulai dengan membesarnya sel terminal dari cabang yang pendek. Sporangia muda berbentuk bulat panjang atau bulat telur, ukurannya menjadi beberapa kali sel semula. Inti tunggal yang terdapat dalam sporangia muda mengalami pembelahan meiosis yang diikuti 32-64 inti. Jika pembelahan inti berhenti, terjadilah celah-celah yang membagi protoplast menjadi protoplast-protoplast yang berinti satu. Masing- masing protoplast tersebut mengalami metamorfose menjadi zoospora yang berbentuk seperti buah pir dan berflagella 2 buah dibagian lateral, tidak sama panjang. Flagella yang pendek diarahkan ke belakang sedang yang panjang ke muka. Zoospora dikeluarkan dalam suatu massa melalui suatu lubang kecil yang kemudian dapat berenang bebas. Setelah zoospora dikeluarkan, maka sporangia baru terbentuk disebelah dalam dinding yang lama.

Gametofit bersifat himothallik atau keterothallik. Gamet dibentuk dalam gametangium yang plorilokuler yang perkembangannya identik dengan perkembangan sporangium yang prulilokuler. Sel-sel yang bentuk mengalami metamorfose menjadi gamet yang berflagella 2 buah. Gamet dibebaskan melalui suatu porus di bagian terminal dari metangium. Tipe persatuan gamet adalah isogamik dan anisogamik. Gamet betina akan lebih cepat mengalami waktu istirahatdari pada yang jantan, gamet betina kemudian dikelilingi oleh banyak sekali gamet jantan. Gamet jantan melekat pada yang perantaraan flagellatanya yang anterior, salah satu gamet jantan melebur dengan gamet betina ini sedang gamet jantan yang lain akan pergi. Setelah terjadi persatuan gamet, maka terbentuklah zigot yang berdinding tipis. Zigot langsung langsung berkecambah langsung menjadi sporofit yang diploid. Sporofit mengandung sporangium yang plurilokuler yang menghasilakn zoospora yang diploid. Zoospora berkecambah menjadi sporofit (A) yang sifatnya diploid. Sporofit ini juga membentuk sporangium yang unilokuler (F), inti dari sporangium tersebut mengadakan meiosis, hingga zoospora yang dihasilkan bersifat haploid (G). Zoospora kemudian tumbuh menjadi gametofit yang haploid (H).Gametofit mengandung gametangium yang plurilokuler (I) yang menghasilakn gamet (J).Persatuan gamet kemudian terjadi (K) dan terbentuklah zigot (L). Zigot tumbuh sporofit yang diploid (A).

Bangsa Dictyotales

Bangsa ini mempunyai satu suku dengan 21 marga serta 100 jenis. Sebagian besar terdapat di lautan daerah tropik.

Suku Dictyotales

Marga Dictyota


Thallus tegak dan berbentuk pita yang bercabang-cabang, melekat pada suatu substrat dengan perantaraan alat pelekat yang berbentuk seperti cakram. Thallus terdiri dari 3 lapis sel. Lapisan tengah disebut medula, tersusun dari sel-sel besar, berbentuk segiempat dan berdinding tebal, tanpa khromatofora. Kedua lapisan superfisianya terdiri dari sel-sel kecil, berbentuk segi empat, berdinding tipis dan mengandung banyak khromatofora. Pada lapisan ini banyak terdapat rambut-rambut steril dan tidak berwarna serta dapat mengeluarkan lendir pada permukaannya. Pertumbuhan dilakukan oleh sel apikal. Perkembangbiakan dilakukan secara aseksual dan seksual. Perkembangbiakan aseksual dilakukan oleh aplanospora (spora yang tidak bergerak). Dalam satu sporangium hanya dibentuk 4 aplanospora saja yang haploid. Sporangia terdapat di permukaan thallus. Perkembangbiakan seksual dilakukan secara oogami. Gametofit bersifat heterothallik. Alat kelamin (antheridium dan oogami) terdapat didalam suatu sorus, terdapat di kedua permukaan thallusnya.

Daur hidup dari Dictyota dapat dilihat pada gambar….. Fertilisasi terjadi setelah sel telur dikeluarkan dari oogonium, jika pembuahan tidakterjadi, maka sel telur dapat tumbuh secara partenogenesis menjadi gametofit betina. Sel telur yang telah dibuahi membentuk dindin tebal yang kemudian tumbuhjadi zigot yang diploid. Inti zigot membelah secara mitosis yang diikuti dengan pembelahan sel hingga terbentuk individu yang terdiri dari 2 sel yang diploid. Salah satu sel akan membentuk rhizoid, sedang satu sel lainnya akan membentuk bagian thallus yang tegak. Individu ini adalah saprofitnya dan bersifat diploid, sporangia terdapat pada kedua permukaan thallusnya. Pembelahan pertam adari inti sporangium adalah meiosis (pembelahan reduksi), kemudian diikuti denga pembelahan mitosis hingga terbentuk 4 spora yang haploid dan tidak beflagella (aplanospora). Aplanospora dikeluarkan melalui porus dibagian apikal sporangium. Peisahan kelamin sudah terjadi sejak terjadinya pembelahan reduksi dari inti sporangium, hingga dari 4 spora yang terbentuk, 2 sora akan tumbuh jadi gametofit dan sporofit mempunyai bentuk serta ukuran yang sama, hingga dialam tidak dapat dibedakan satu dengan lainnya. Dengan demikian, maka pergantian keturunannya adalah isomorf, hingga ganggang ini tergolong dalam Isogeneratea.

Bangsa Cutleriales
Suku Cutlerriaceae

Suku ini hanya mempunyai 2 marga saja, yaitu Zanardinia dan Cutleria. Zanardinia mempunyai pergantian keturunan yang gametofit dan sporofitnya identik satu sama lain, sedang gametofit Cutleria tidak identik dengan sporofitnyaaa, hingga pergantian keturunan dari Cutleria bersifat isomorfik. Akan tetapikedua marga tadi tampaknya mempunyai hubungan yang cukup erat satu sama lain, sebab beberapa sifat tertentu dari kedua marga tadi emmpunyai kesamaan, antara lain: pertumbuhan yang trikohthallik, sporangia yang unilokuler dan sel-sel kelamin jantan dan betina ukurannya tidak sama (anisogamet). Sehubungan dengan hal-hal tersebut, maka kedua marga tersebut digolongkan dalam satu bangsa yaitu.

Marga Cutleria

Cutleria mempunyai gametofit yang berbentuk pia yang bercabang menggarpu yang tidak begitu teratur atau berbentuk seperti kipas. Pertumbuhan terjadi pada tepi thallus bagian atas yang mempunyai rambut yang “uniseriate”. Tiap rambut mempunyai daerah pertumbuhan yang letaknya interkalar. Gametofit bersifat hereothallik. Gametofit jantan mengandung antheridia yang menghasilkan gamet jantan berbentuk buah pit, berflagella 2 buah di bagian lateral. Gametofit betina mengandung gametangia betia yang mengeluarkan gamet, gamet jantan bergerak ke arah gamet betina dan kemudian salah atu gamt janta bersatu dengan gamet betina. Zigot yang terbentuk tumbh jadi sporofit dalam waktu satu hari. Sel kelamin betina yang tidak dibuahi akan tumbuh jadi gametofit betina. Sporofit mempunyai bentuk yang berlainan sama sekali dengan gametofit. Sporofit berbentuk lembaran kecil dan melekat pada substrat dengan perantaraan rhizoid. Dulu sporfit ini dikira thallus dari ganggang lain yang disebut Aglaozonia. Sampai sekarang nama tersebut masih diterapkan untuk memberi nama sporofit dari Cutleria. Inti sporangia yang masih muda, mula-mula membelah meiosis kemudian diikuti dengan pembelahan hingga terbentuk 8-32 inti yang haploid. Protoplas kemudian terbagi-bagi hingga terjadilah protoplast-protoplast ini mengalami metamorfose menjadi zoospora yang terbentuk buah pir dan berflagella 2. Sembilan puluh menit kemudian zoospora tadi membulat dan membentuk dinding, kemudian tumbuh menjadi gametofit.


Bangsa Laminariales


Jenis-jenis yang termasuk bangsa laminariales mempunyai sporofit yang dapat dibagi menjadi alat pelekat, tangkai dan belaian atau lembaran. Pertumbuhan terjadi pada bagian yang meristematik yang letakknya interkalar dan biasanya terletak di antara tangkai dan lembaran. Sporofit mempunyai sporangia yang unilokuler dan terkumpul dalam suatu “Sorus” pada permukaan lembaran. Beberapa marga tertentu, sporangianya terletak pada suatu lembaran khusus (sporofit). Gametofit dari Laminariales berupa gilamen yang mikroskopik, perkembangbiakan seksual bersifat oogamik.

Bangsa ini mempunyai marga 30 marga dengan kurang lebih 100 jenis yang kesemuanya merupakan penghuni lautan di daerah beriklim dingin.

Dari marga ke marga, gametofitnya dapat dikatakan identik satu sama lain, tetapi sporofitnya mempunyai bentuk yang beraneka ragam. Dilautan pasifik, sporofit dari ganggang ini terkenal dengan nama “kelp” dan yang paling menarik adalah yagndisebut “giant kelp” atau ganggang perang raksasa, ganggang-ganggang ini hidup di kedalaman 10-30 meter. Contoh: Macrocytis pyrifera), mempunyai tangkai yang bercabang-cabang dan mencapai panjang/tinggi 10-50 meter, pada tiap ujung dari tangkai tersebut, selalu tumbuh helaian baru; Nereocystis luetkeana mempunyai tangkai yang tidak bercabang, panjang/tinggi tangkai mencapa 20-25 m. tangkai tadi berakhir dengan suatu gelembung udara yang besar, di atas gelembung ini terdapat cabang-cabang dikhotom yang padanya terdapat helaian-helaian yang panjangnya mencapai 3-4, 5 m; postelsia palmaformis, terkenal dengan sebutan palm laut dan merupakan “kelp” yang paling kecil, tumbuh di daerah batas pasang surut di pantai berkarang yang dihadaptkan pada pukulan ombak di pasifik. Ganggang ini mempunayi tangkat kuat dan fleksibel, tingg 50 cm, pada ujungnya terdapat cabang-cabang dikhotom yang pendek dan pada ujung cabang ini terdapat belaian-belaian yang sempit.

Marga Laminaria


Alat pelekat sporofit umumnya berupa cabang-cabang yang dikhotom, disebut haptera. Tangkai tidak bercabang silindris atau agak memipih diujung tangkai ini terdapat helaian yang utuh atau terbagi ke arah vertikal menajdi beberapa segmen. Tangkai terdiri dari medula (bagian tengah) dan korteks yang dikelilingi oleh selapis sel yang menyerupai sel epidermis. Sporofit mempunyai sporangia yang unilokuler dan terdapat pada permukaan helaian, sporangia terbentuk ganda, inti dari sporangia muda mula-mula membelah secara meiosis yang kemudian diikuti dengan pembelahan mitosis terbentuk 32-64 inti. Protoplast terbagi menjadi banyak protoplast yang masing-masing mengandung satu inti dan mengalami metamorfose menjadi zoospora. Setelah berenang beberapa lama, zoospora kemudian membulat membentuk dinding dan berkecambah menjadi gametofit yang terbentuk filamen serta terdiri dari beberapa sel saja. Pada Laminaria saccharina penentuanjenis kelamin gametofit terjadi pada saat pembelahan reduksi, separuh dari zoospora akan tumbuh menjadi gametofit betina sedang lainnya akan membentuk gametofit janta. Gametangia akan dibentuk setelah gametofit mencapai 2-3 sel. Terjadinya pembuahan tergantung langsung pada suhu. Gametofit jantang membentuk banyak sekali antheridia pada ujung cabang-cabangnya. Masing-masing antheridium terdari dari satu sel dan protoplastnya hanya akan membentuk satu antherozoid. Oogonium hanya membentuk satu sel telur (ovum). Sel telur menonjol keluar, tetapi tetap melekat pada lubang diujung dinding oogonium. Antherezoid berenang menuju ke sel telur yang kemudian bersatu. Zigot terbentuk akan tumbuh menjadi sporofit yang diploid. Bentuk dari sporofit sangat berbeda dengan gametofitnya, jadi pergantian keturunannya bersifat heteromorfik hingga ganggang ini tergolong dalam Heterognerateae.

Bangsa Fucales


Thallus dari jenis-jenis ganggang yang termasuk bangsa ini bersifat diploid, pembelahan reduksi (meiosis) terjadi pada saat gametognesis. Alat kelamin terdapat di dalam konseptakel. Dalam daur hidupnya, ganggang ini tidak menunjukkan adanay pergantian keturunan.

Suku Fucaceae
Marga Fucus

Fucus hidup di daerah beriklim dingin di belahan bumi utara. Fucut berwarna coklat tua, berbentuk pita yang bercabang dikhotom dengan suatu rusuk tengah, melekat pada karang dengan suatu alat pelekat. Beberapa jenis dari fucut ini, mempunyai gelembung udara di dalam tubuhnya untuk menyimpan udara hingga membantu keterapungannya, letak dari gelembung udara biasanya berpasangan kanan dan kiri, ujung cabang-cabang menggelembung dan mengandung konseptakel, tempat konseptakel berkumpul tersebut dinamakan reseptakel, secara anatomi thallus tersusun atas meristoderm, korteks dan medula.

Farsilla Sargassaceae


Sargassum terdapat di laut daerah tropik atau sub tropik di belahan bumi bagian selatan. Akan tetapi fragment yang terputus terbawa arus laut melintas laut atlantik ke daerah beriklim dingin di benua Eropa. Jenis jenis yang banyak sekali tumbuh di sepanjang pantai Australia. India, Srinlangka, China, Jepang dan Indonesia. Di Jepang Sargassum enerya banyak dijadikan hiasa dan bahan makanan.

Thallus dari sargassum mempunyai morfologi yang kompleks, sepintas lalu memberi kesan seakan-akan tubuhnya mempunyai akar batang dan daun. Pada bagian “tangkainya” (bagian yang menyerupai batang) terdapat banyak cabang-cabang lateral yang menyerupai daun sering disebut filoid. Di dekat filoid ini terdapat gelembung udara dan juga reseptakel yang mengandung konseptakel. Daur hidup bersifat diplontik.

Perkembangbiakan


  1. Secara aseksual dengan fragmentasi thallusnya
  2. Secara seksual dilakukan secara oogamik. Antheridia dan oogania, masing-masing dibentuk dalam konseptual

  1. Tempat hidup

Kebanyakan anggota phaeophyta hidup dalam air laut, hanya beberapa jenis saja yang hidup di air tawar. Dilaut dan samudra, di daerah iklim sedang dan dingin.

  1. Susunan tubuh

Berbentuk benang, contoh: Ectocarpus. Berbentuk multiseluler, contoh: Dictyota, Necrocistis, Fucus, Sargassum
Keterangan:
  1. Lamina (helaian)
  2. Stipe (tangkai)
  3. Pangkal
  4. Haptera (serupa akar)
  1. Susunan sel

Umumnya dapat ditemukan adanya dinding sel, yang tersusun dari tiga macam polimer, yaitu: selulosa, asam alginat, fukan dan fukoidin. Dimana algin dan fukoidin lebih kompleks dari selulosa dan gabungan dari keduanya membentuk fikoloid. Kadang-kadang dinding selnya juga mengalami pengapuran.

  1. Inti Sel

Berinti tunggal, bagian pangkal berinti banyak
Kloroplas dengan berbagai macam bentuk, ukuran dan jumlah


  1. Pigmen

Klorofil a dan C, Karoten, Xantofil: Fukoxantin yang terdiri dari violaxantin, flavoxantin, neofukoxantin a dan nefukoxantin b

  1. Cadangan makanan

Berupa laminarin, sejenis karbohidrat yang menyerupai dekstrin yang lebih dekat dengan selulosa daripada zat tepung. Selain laminarin juga ditemukan manitol, minyak dan zat-zat yang lainnya.

  1. Alat gerak

Berupa flagel, terletak pada sel-sel perkembangbiakan dan letaknya lateral. Berjumlah 2 yang heterokon dan terdapat di bagian samping badannya yang berbentuk pir atau sekoci. Pada waktu bergerak ada yang panjang mempunyai rambuat-rambut mengkliat menghadapi kemuka dan yang pendek menghadap kebelakang. Dekat dengan keluarnya flagel terdapat bintik mata yang berwarna kemerah-merahan,

  1. Perkembangbiakan

Perkembangbiakan terjadi secara vegetatif, dengan fragmentasi

  1. Perkembangbiakan secara sporik, dengan membentuk zoospore

Contoh: Ectocarpus, Nercocystic
Dapat juga dengan membentuk aplanospora
Contoh: Dictyota.
Dilihat dari sporangiumnya dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
  1. Unilokuler, dimiliki oleh anggota phaephyta yang uniselluler.
Contoh: Nercocystic, Dictyota dan Ectocarpus
  1. Flurilokuler, dimiliki oleh anggota phaephyta yang multiseluler
Contoh: Ectocarpus

Pembentukan Unilokuler:

Terjadinya dari sel terminal, dengan cabang pendek yang membesar. Sporangia muda berbentuk bulat panjang atau bulat telur. Ukurannya lebih besar dari sel semula. Inti tinggal mengalami pembelahan meiosis kemudian diikuti pembelahan mitosis sehingga dihasilkan 32-64 inti. Selanjutnya terjadilah celah-celah yang membagi protoplas yang berinti satu. Masing-masing protoplas mengalami metamorfose membentuk zoospora berflagel 2 yang terletak di bagian lateral dengan panjang flagel yang tidak sama. Flagel yang pendek diarahkan ke belakang, flagel yang panjang diarahkan kedepan.

Pembentukan Flurilokuler


Berasal dari sel terminal yang pendek. Ukurannya relatif besar dan terjadi pembelahan transversal secara berulang-ulang yang akhirnya dihasilkan 6-12 sel. Pembelahan vertikal dimulai dari deretan sel bagian tengah dan kemudian terbentuklah kubus yang letaknya teratur sebanyak 20-40 deretan. Propolas pada masing-masing sel mengalami metamorfosa menjadi zoospora yang memiliki 2 flagel (diploid). Diikuti dengan thallus yang bersifat diploid dan terbentuklah sporangia yagn bersifat unilokuler dan atau flurilokuler.

  1. Perkembangbiakan secara gametik, gametangium dimiliki oleh sporangium yang flurilokuler. Gamet akan membentuk zoogamet dengan cara:
  1. Isogami, contoh Ectocarpus
  2. Anisogami, contoh Cutleria
  3. Oogami, contoh, Fucus.

    1. PERANAN

Dimanfaatkan sebagai industry makanan atau farmasi, algin atau asam alginate dari ganggang coklat digunakan dalam pembentukan eskrim, pembentukan pil, salep, pembersih gigi, lotion dank rim, selain itu dapat dimanfaatkan untuk kandungan nitrogen dan kaliumnya cukup tinggi, sedangkan kandungan folfornya rendah.

Komentar :

ada 3 komentar ke “PHAEOPHYTA”
Mel_anie said...
pada tanggal 

Yang ini jg saya copy yah! :) buat bahan laporan aja kok!

Keep Share
Salam persahabatan ^_-

Terima kasih Mel_anie atas komentarnya!
Unknown said...
pada tanggal 

dapusnya mana !!

Terima kasih Unknown atas komentarnya!
Eka Sapri Alvyanto said...
pada tanggal 

@Kukuh Wicaksana oh ya maaf lupa ntr saya cariin di kompi dulu, soalnya sudah lama gak buka file kuliah...

Terima kasih Eka Sapri Alvyanto atas komentarnya!

Post a Comment

Real Count Capres 2014, manakah tokoh yang anda anggap pantas memimpin indonesia di tahun 2014 mendatang !

CLOCK

GOOGLE TRANSLATE

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Postingan Terbaru

MAP

JUMLAH PENGUNJUNG

TMobile Cell Phone

TOTAL PAGE VIEW

free counters
widgeo.net

widget

POPULAR POSTS

Follow This Blog

KOMENTAR TERBARU